Ryan Kharisma 88™

Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh menyatakan, Provinsi Jawa Tengah siap melaksanakan ujian nasional (UN) 2010. Menyusul dibuatnya pakta kredibilitas seluruh kepala Dinas Pendidikan se-Jateng sebagai tindak lanjut pada pakta serupa oleh seluruh kepala Dinas Pendidikan se-Indonesia pada Rapat Koordinasi UN dan UASBN 2010 dengan Kepala Dinas Pendidikan se-Jawa Tengah di Semarang.

”Ujian nasional, Insyaallah siap. Kepala Dinas Pendidikan seluruh kota/kapupaten se-Jateng sepakat untuk siap melaksanakan UN dan seluruh perguruan tinggi di Jateng ini pun siap mendukung diselenggarakannya UN. Agar UN bisa sukses dari sisi pelaksanaannya dan sisi pencapaiannya. UN bukan sebatas ujian nasionalnya, tetapi pada tahapan-tahapan menjadi sebuah bangsa yang mandiri,” ujar Nuh.

Nuh menyebutkan, agar tidak terjadi pelanggaran dalam pelaksanaannya, pintu-pintu yang menyebabkan kebocoran dan kecurangan harus ditutup. Mulai dari percetakan, bahkan pada pembuatan soal seblumnya juga sudah harus dipastikan aman. Semua harus dijalankan sesuai prosedur keamanannya.

”Dari aparat berwenang, pihak dinas terkait,hingga perguruan tinggi pun terlibat pada pengamanannya. Distribusi hingga ke rayon dan sekolahan dipastikan aman. Seluruh pintuyangmenyebabkanterjadinya kebocoran itu, kita sebagai panitia sudah berusaha semaksimal mungkin, untuk ditutup,”paparnya. Jika masih ditemukan sejumlah pelanggaran dan hal itu dapat dibuktikan terjadi kecurangan dan pembocoran, mendiknas menegaskan akan memberikan tindakan tegas.

Dengan sanksi tidak diluluskannya siswa pada mata ujian yang terjadi pelanggaran.Namun, mereka yang diberikan sanksi tersebut, harus mengikuti UN ulangan. Dia menambahkan, untuk target kelulusan di sejumlah daerah yang menginginkan lulus 100 persen, hal itu sah-sah saja.Namun,kata dia,semua hal dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan prosedur yang sah dan tidak ada kecurangan.
”Boleh-boleh saja, gubernur, bupati, atau wali kota menarget lulus 100 persen. Namun, menurut saya, yang terpenting dan utama adalah, unsur kejujurannya,” katanya.

Dia berpendapat, adanya ketidaklulusan siswa mengikuti ujian, merupakan sebuah hal yang wajar. Justru, jika di sebuah daerah yang mencapai angka kelulusan secara mutlak 100 persen malah memicu pertanyaan besar. ”Sesuai dengan statistik, secara nasional tingkat kelulusan UN selama ini pada kisaran 95- 97 persen. Dan itu sangat wajar menurut saya. Namanya juga ujian, sangat memungkinkan adanya seseorang yang tidak lulus. Saya sendiri tidak mematok targetnya. Yang terpenting adalah makna ujian itu sendiri. Yakni memiliki kejujuran pada pelaksanaannya,” terangnya.

Dana Cair Seminggu Sebelum Ujian
Terkait dana penyelenggaraan UN 2010 untuk kabupaten/kota, lanjut Nuh, akan cair paling tidak seminggu sebelum dilaksanakannya UN. Sejauh ini, memang sudah banyak pertanyaan yang masuk kepadanya kapan dana tersebut akan cair. ”Seluruh panitia pelaksana UN, tidak perlu khawatir.Dana tersebut,pasti akan turun pada waktunya nanti.Saatini,memangbelum waktunya dana tersebut dicairkan,” katanya.

Belum dicairkannya dana tersebut, kata dia, karena tahapan pelaksanaan UN saat ini masih dalam prosespencetakanataupenggandaan soal UN di percetakan. Dengan demikian, dana-dana tersebut belum terlalu dibutuhkan. Dia juga menjamin,bahwa pencairan dana tersebut, nantinya akan merata di seluruh kapubaten/kota. ”Dana turun paling lambat seminggu (sebelum UN). Pada saat itu,semua pencetakan sudah selesai, dan soal-soal UN tersebut, sudah siap didistribusikan ke kabupaten/kota,” ujarnya.

Di Kabupaten Temanggung misalnya, panitia pelaksana UN kabupaten tersebut,terpaksa menggunakan dana bantuan operasional sekolah (BOS) sebagai dana talangan sementara sembari menunggu dana dari APBN cair.

”Permintaan dana sudah diajukan sejak 8 Maret lalu, dan penandatanganan perjanjian pencairan dana UN 2010 dari APBN telah dilakukan sejak 18 Februari lalu,” kata Ketua II UN dan UASBN Kabupaten Temanggung, Sudiyanto.(OkeZone)

 Print halaman ini