(Ket:* Jika load game room di atas error, klik "try again")
Internasional: Media Berbohong Menyalahi Aturan
Posted in |
at
5:27:00 AM
April mop menjadi satu tradisi, namun tak jarang hal itu juga membawa dampak serius bagi korbannya. Bagaimana jadinya jika pula fenomena April mop dilakukan pula oleh media massa. Kehebohan April mop banyak pula dilakukan oleh kalangan media massa. Lelucon-lelucon yang keluar pun tidak tanggung-tanggung. Bahkan, dampaknya lebih besar dari pada guyonan yang hanya dilontarkan oleh kalangan biasa....(selanjutnya klik read more di bawah)....
Media massa memiliki magnet luar biasa dan lebih berpengaruh pada kehidupan sosial masyarakat ketimbang informasi yang hanya diembuskan dari kuping ke kuping.
Lihat saja akal bulus yang digagas sebuah stasiun radio di Kanada. Mereka menyiarkan berita, Royal Canadian Mint, perusahaan pencetak keuangan negara, menerbitkan koin senilai dua dollar yang terbuat dari emas murni.
Penyebaran informasi sesat ini sempat memengaruhi akal sehat pendengarnya karena diketahui kemudian banyak orang mengobrak-abrik kumpulan receh mereka bahkan ada yang sampai memecahkan tabungannya untuk menemukan koin terbuat dari emas murni itu.
Sebuah stasiun televisi Inggris sebesar BBC juga pernah melakukan kejahilan yang membodohi ribuan orang.
Dalam salah satu acara unggulannya bertajuk “Panorama” yang disiarkan tahun 1957, sang penyiar mengatakan musim semi datang lebih awal tahun ini.
Dengan sedikit modifikasi, dipaparkan bahwa karena kedatangan yang terlalu cepat itu, membuat para petani harus segera memanen spageti dari pohonnya sedikit lebih awal.
Demi menambah keyakinan pemirsa, laporan itu disertai pula dengan video yang memvisualisasikan seorang petani perempuan yang dengan semangatnya memanen spageti dari pohon.
Tak berselang lama setelah ditayangkan, dering telepon membombardir stasiun televisi yang telah tersebar di seluruh negara Eropa itu.
Para pemirsa menanyakan di mana persisnya acara memanen pohon spageti itu. Sebagian lagi bahkan berminat untuk membeli pohon spageti untuk mereka tanam sendiri di pekarangan rumah.
Dalam perkembangannya, April mop terus terjadi di dunia media. Beberapa media internasional tak pernah berhenti merilis berita bohong setiap 1 April.
Namun, biasanya, hal itu berupa lelucon dan tidak berkaitan dengan hal-hal yang mengganggu ketertiban umum. Bahkan media di Indonesia juga juga sempat melakukan hal itu.
Salah satunya, Goal.com Indonesia. Pada 1 April 2009, laman berita sepak bola nasional dan internasional itu merilis berita tentang pelatih asal Belanda, Guus Hiddink, yang siap menangani tim nasional Indonesia.
Tak pelak, berita panas itu menjadi santapan media-media di Indonesia. Dan hampir seluruh halaman olah raga di surat-surat kabar Indonesia memuat berita tersebut. Bahkan, salah satu televisi swasta nasional pun memberitakan hal tersebut.
Namun belakangan, redaksi Goal.com Indonesia mengakui jika berita tersebut hanya merupakan April mop.
Kaidah Jurnalistik Menurut pengamat media, Veven SP Wardhana, bila diambil dari sisi positifnya, kebohongan melalui media massa bisa dianggap sebagai pemacu adrenalin.
Kebohongan yang dilakukan media selama berada di luar kaidah pemberitaan, sebenarnya masih bisa ditoleransi, namun ini dengan syarat tidak menimbulkan kerugian yang banyak pada para penggemarnya.
“Misal, model kebohongan berupa undangan yang dipasang pada media massa dalam bentuk iklan. Ini tentu tidak berada dalam koridor pemberitaan,” jelasnya.
Tapi walau tidak berada dalam ranah jurnalistik, media juga harus tetap bertanggung jawab karena turut melanggengkan sebuah kebohongan yang memengaruhi publik.
Bentuk tanggung jawab ini bisa berupa penggantian kerugian yang sebanding dengan yang dialami publik.
Andai terdapat kerugian material, maka media juga harus mengganti sebesar material yang dapat dibuktikan di pengadilan.
Bila menilik dari kode etik jurnalistik, kebohongan publik jelas sangat diharamkan karena setiap pewarta dituntut harus selalu menekankan akurasi, ketepatan, dan cover both side (melihat dari dua sudut pandang).
Maka bila tidak mampu untuk memprediksikan dampak apa yang akan terjadi pada publik dan buta cara menanganinya, Veven menambahkan, lebih baik media Tanah Air tidak bermain api di hari April mop karena Indonesia tidak memiliki landasan budaya seperti itu.
Tapi, menurut analisis Veven, sebenarnya media seperti media televisi sering pula menghadirkan sebuah acara yang berformat kebohongan.
Dia mengambil contoh reality show yang dibuat senyata mungkin padahal di dalamnya skenario terus dijalankan.
Orang yang paham atau tidak paham tetap saja dengan senang hati menyaksikannya karena dapat memacu emosi dan adrenalin.
Jadi, tanpa dibuat April mop pun, pemirsa sudah memaklumi akan banyaknya kebohongan publik yang tersebar di berbagai ranah yang berkaitan dengan masyarakat, namun dengan legawanya memberikan toleransi. (KJ)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Internasional: Media Berbohong Menyalahi Aturan"
Post a Comment