(Ket:* Jika load game room di atas error, klik "try again")

Kuliner: Berburu Gado-gado Seharga "Rp 5 Juta"

print this page Print halaman ini

Mencoba khazanah kuliner, memang sangat menyenangkan. Selain untuk memenuhi hasrat akan menu dan keanekaragaman aneka masakan khas dari daerah, juga untuk menambah referensi tentang masakan yang ada di Indonesia. Di Blora, ada gado-gado, yang per porsi, dihargai 'Rp 5 juta'. Tetapi ini tentu bukan harga sebenarnya, karena yang dimaksud 5 juta, adalah Rp 5000. "Per porsi lima juta, mas," ujar Sutarmi (42), pemilik warung gado-gado Mbok Yem sembari tersenyum....(selanjutnya klik read more di bawah)....



Warung yang terletak di Jalan Kolonel Sunandar No 50 Blora itu, berdiri sejak 1997. Tetapi jauh sebelumnya, gado-gado Mbok Yem (Pariyem) ini sudah ada. "Dulu ini usaha ibu, yang berjualan keliling lebih dari 40 tahun," terangnya.

Mbok Yem, ibunya, dulu berjualan gado-gado berkeliling, bahkan sejak istri Sujito ini belum lahir. "Sebelum berhenti berjualan, ibu sempat berjualan di warung selama dua tahun, setelah itu berhenti total untuk istirahat," terangnya.

Setelah ibunya berhenti itulah, Tarmi (sapaan akrabnya), berinisiatif meneruskan usaha berjualan gado-gado tersebut. Ia pun melengkapinya dengan berbagai menu pendukung lain, seperti rujak cingur, rujak pecel, kolak dan bubur ketan ireng.

Warung yang saat ini memiliki empat pegawai itu, buka pada pukul 09.00 WIB, dan tutup kurang lebih pukul 15.00 WIB. "Setengah empat, biasanya kami sudah bersih-bersih," paparnya.

Gado-gado di warung Mbok Yem milik Tarmi ini, masih asli menggunakan resep dari pendahulunya, Mbok Pariyem. "Saya masih menggunakan resep ibu sampai sekarang. Sedang lontong untuk gado-gado, saya kulakan. Sehari rata-rata habis 150 lontong," ujar Tarmi.

Warung Mbok Yem ini, memang sangat dikenal. Tidak hanya di Blora, tetapi juga masyarakat sekitar Blora. Pantas, jika Tarmi sendiri, meski sudah dibantu oleh empat pegawai, masih sering kerepotan dan kuwalahan melayani pembeli.

Saat mencoba gado-gado di warungnya tersebut, nampak para pelanggan datang tak ada putusnya memenuhi warung itu. Tak ayal, kedua tangan Tarmi pun, tak bisa istirahat barang sejenak ataupun untuk mengehal nafas dengan lega.

Khotimah, Guru SD Mantingan, Rembang, merupakan salah satu pelanggan setia Tarmi. "Saya sering ke sini, kalau nggak begitu, saya pesan sama teman untuk dibelikan," katanya.

Hal apa yang menarik, hingga Khotimah, sering jauh-jauh datang dari Rembang, hanya untuk membeli gado-gadi di warung Mbok Yem ini? "Rasanya mantap. Racikan bumbunya, yang berbeda," tambahnya.

Hal senada diungkapkan Ridayanti, salah seorang pelanggan dari Bangkle, Blora. "Saya malah hampir tiap hari ke sini," tegasnya yang saat itu ditemani puterinya ke warung tersebut.

Ya, gado-gado Mbok Yem, menjadi perburuan para pecinta kuliner di Blora, meski harganya 'jutaan'. Karena mendengar Tarmi, pemilik warung, yang selalu menjawab dengan angka jutaan saat menghitung berapa harga yang harus dibayar, salah seorang pembeli yang kelihatannya baru pertama kali makan di warung tersebut pun nyeletuk, "Mangan ning kene sepisan, iso adol omah, ki. (Makan di sini sekali, bisa-bisa menjual rumah)," kelakarnya yang ditmpali senyum si pemilik warung. (SM)
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Read Comments

0 Response to "Kuliner: Berburu Gado-gado Seharga "Rp 5 Juta""

Post a Comment