(Ket:* Jika load game room di atas error, klik "try again")

Internasional: Masa Depan Islam di Eropa

print this page Print halaman ini

Obsesi Barat saat ini terhadap niqab, atau cadar yang menutup wajah secara penuh, tampaknya telah berubah menjadi bagian dari rencana bawah sadar mereka untuk membatasi Arab dan Islam, walaupun secara simbolis. Niqab tidak benar-benar merepresentasikan Islam, dan para politisi Barat pun tahu itu. Namun niqab telah menjadi target kebencian mereka karena dianggap sebagai simbol budaya yang asing, untuk masyarakat Eropa....(selanjutnya klik read more di bawah)....



Bayangkan, bagaimana misalnya yang mengenakan pakaian seperti itu adalah perempuan India, atau Sikh dan Budha? Apakah parlemen Eropa masih menghabiskan seluruh sesi membahas niqab?

Perdebatan Teologi terhadap niqab dan kemarahan Barat terhadapnya tampaknya menjadi produk sampingan dari Islamofobia, sebuah fenomena yang sekarang tengah mengamuk di Eropa; lihatlah sekarang telah meluas pada fobia-masjid dan di lain waktu pada fobia-kubahnya. Jika tren ini berlanjut, akan datang waktunya parlemen Eropa melarang orang mempunyai jenggot panjang dan mencukur kumis mereka. Maka, akan ada nama aneh dan lucu terhadap jenis fobia yang satu ini!

Ada krisis nyata pada hati nurani di Barat. Ketika giliran Islam datang, Eropa tampaknya meniadakan masa lalunya yang mengagung-agungkan kebebasan dan kesetaraan. Masalah niqab merupakan ekspresi iman atau kebiasaan, itu bukanlah sebuah kesalahan.

Sementara itu kaum intelektual Barat selalu diam tentang berbagai masalah yang ada selama ini; homoseksual dan perkawinan gay dan lesbian, dan kaum intelektual Eropa tetap bersimpati kepada siapa saja yang telah mengkritik Islam dan umat Islam. Kritik Islam dilihat sebagai bagian dari kebebasan berekspresi Eropa.

Parlemen Prancis telah memutuskan untuk melarang niqab, dan menyebutnya sebagai ancaman bagi sekularisme negara Prancis. Namun, ditinjau dari hal ini, sekularisme tidak bersalah. Larangan niqab, sebelumnya adalah larangan terhadap jilbab, tidak ada hubungannya dengan sekularisme. Sebagai sebuah doktrin, sekularisme seharusnya membela hak-hak setiap orang, terutama minoritas. Sekularisme seharusnya melindungi hak-hak kebebasan beragama dan identitas. Ini seharusnya pernyataan pluralisme dan toleransi beragama.
(EM)
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Read Comments

0 Response to "Internasional: Masa Depan Islam di Eropa"

Post a Comment