(Ket:* Jika load game room di atas error, klik "try again")

Sepakbola: Wartawan Olahraga Protes Hak Siar Piala Dunia 2010

print this page Print halaman ini

Komunitas wartawan peliput olahraga nasional, Kamis (20/5) sore, menggelar demo di depan kantor PSSI di Senayan, Jakarta. Mereka memrotes Electronic City Entertainment (ECE) yang terlalu kaku dalam menerjemahkan klausul kontrak dengan FIFA tentang publikasi (hak siar) Piala Dunia 2010. Para jurnalis yang sehari-hari meliput sepak bola nasional itu menilai ECE --pemegang sublisensi media rights of 2010 FIFA World Cup South Africa untuk wilayah Indonesia--terlalu kapitalis. Wartawan senior M Nigara, yang hadir dalam unjuk rasa itu, meminta masyarakat Indonesia untuk bersama-sama melawan para kapitalis....(selanjutnya klik read more di bawah)....



"Piala Dunia itu milik masyarakat dunia. Jadi, kalau tidak boleh menerjemahkan World Cup ke bahasa Indonesia menjadi Piala Dunia, lantas masak sih kita harus menuliskan Piala Depok!" keluhnya.

Aksi demo para jurnalis ini terkait dengan adanya iklan ECE di Kompas edisi Rabu, 19 Juni 2010. Salah satu poin dalam iklan itu menegaskan tak boleh menggunakan kata World Cup atau terjemahannya dalam tulisan di media cetak. Selain itu, tak dibolehkan juga memakai logo
atau maskot Piala Dunia 2010. Jika poin-poin itu dilanggar, ECE akan menuntut media massa dengan nilai miliaran rupiah.

Jangan takut

Sementara itu, Alfon Suhadi, wartawan senior lainnya, mengatakan ECE merupakan pemain baru sebagai pemegang hak siar Piala Dunia. Akibatnya, mereka menjadi takut, sehingga berdampak pada pemberitaan media massa yang bukan media partner Piala Dunia 2010.

"Saya kira FIFA selaku pemegang otoritas sepak bola dunia tidak bermaksud demikian. Mereka selalu respek terhadap rekan-rekan media selama itu tidak melanggar hal yang substansial," katanya tegas.

Para jurnalis itu meminta Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Aliansi Jurnalis Independen, dan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia selaku induk organisasi wartawan cetak dan televisi menjadi jembatan media massa dengan pemerintah agar menghilangkan monopoli Piala Dunia.

"Kami memahami kontrak ECE dengan FIFA, tetapi untuk penyebutan Piala Dunia saja tidak boleh, itu namanya monopoli!" tandas Nigara.

Jika ECE dan FIFA tetap melarang penulisan hal-hal yang tak substansial sebagai sebuah pelanggaran, para jurnalis olahraga meminta Menkominfo Tifatul Sembiring melarang siaran sepak bola dunia di Indonesia.

Sementara itu, Sekjen PWI Hendry Ch Bangun menegaskan larangan ECE itu aneh, karena hak masyarakat menjadi terpasung. Menurutnya inilah salah satu perilaku neoliberalisme, karena segalanya harus dibayar dengan uang.

"Media tak perlu takut. Gunakan Undang-Undang Pokok Pers karena masyarakat berhak mendapat informasi," ujar Hendry. (WK)
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Read Comments

0 Response to "Sepakbola: Wartawan Olahraga Protes Hak Siar Piala Dunia 2010"

Post a Comment